BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial dan subsistem dari system
kehidupan, manusia tidak dapaat terlepas dari lingkungannya. Manusia perlu
menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan untuk
menyesuaikan diri manusia bergantung pada bagaimana manusia melakukan
komunikasi antarpribadi atau melakukan hubungan dengan manusia lainnya.
Artinya, manusia hanya akan menjadi apa dan siapa, bergantung dengan siapa ia
bergaul dan dihidarkan dari terjadinya kesalahan-kesalahan (negligence).
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan hubungan antar manusia ?
2.
Apa saja tujuan
hubungan antar manusia?
3.
Apa saja tehnik hubungan antar manusia?
4.
Apakan
yang dimaksud konsep diri menurut teori Johan Window?
C. Tujuan Makalah
1.
Mengetahui
yang dimaksud
dengan hubungan antar manusia
2.
Mengetahui
tujuan hubungan antar manusia
3.
Mengetahui
tekhnik hubungan antar manusia
4.
Mengetahui
yang dimaksud konsep diri menurut teori Johan Window
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat dari hubungan antar manusia adalah komunikasi antar pribadi. Hubungan antar
manusia sebenarnya dilandaskan pada adanya kepentingan-kepentingan individual.
Hubungan antar manusia diartikan sbagai suatu proses interaksi antar individu
untuk mempertahankan keseimbangan agar tercipta suatu keserasian,keselarasan,
dan kebahagiaan dalam tatanan kehidupan manusia.
Kualitas hubungan
antar manusia ditentukan oleh model individu dalam menerapkannya. Teori (model)
dan kualitas hubungan antar manusia digolongkan menjadi tiga yaitu tradisional (pertukaran
sosial), peran, dan permainan yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Teori tradisional
Merupakan suatu proses dimana
komponen-komponennya saling terkait dan masing-masing personalnya bereaksi
sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan. Kaidah dari teori tradisional selalu
dikaitkan dengan hubungn antar manusia yang harus didasarkan pada pertimbangan
untung dan rugi.
2. Teori peran
Teori ini lebih menekan dapa suatu pergaulan
social dengan scenario yang sudah disusun dimasyarakat. Setiap hubungan antar
manusia diatur oleh tatanan kehidupan yang ada dimasyarakat dan masyarakat
tersebut mengatur bagaimana setiap manusia harus berperan dalam pergaulan
sehari-hari. Teori peran mempertimbangkan keselarasan (harmonisasi) dalam
kehidupan sehari-hari. Apabila manusia sebagai individu dapat mematuhi tatanan
tersebut, maka kehidupannya akan menuju pada suatu keadaan yang harmonis.
Sebaliknya, apabila menylahi atau tidak sesuai, maka akan dicemooh
3. Teori permainan
Memperhatikan fase manusia sepanjang siklus
kehidupannya, dimulai sejak masa kanak-kanak, dewasa, sampai tua. Pada masa
kanak-kanak, hubungan cenderung bersifat manja. Pada masa dewasa, pergaulan
atau hubungan antar manusia menjadi suatu kesadaran, tanggung jawab, dan lugas.
Dimasa ini, manusia akan menyadari akibaat dan risiko dari suatu hubugan.
Sedangka pada masa tua, manusia akan memaklumi kesalahan orang lain dan
hubungan diartikan sebagai suatu perasaan saling menyayangi.
HAM dalam arti luas yaitu komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga
menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak. Suksesnya
seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi
secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain. Human
Relations ini dilakukan dimana saja —> di rumah, pasar, kampus, toko,
dalam bis, kereta api, dan sebagainya. Menurut Beberapa Pakar hubungan antar manusia yaitu:
1. Cabot dan
Kahl(1967): HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi
kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang
mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2. H. Bonner (1975): interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
3. Keith Davis“Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam
organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungj awab dalam
suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara
produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
4. Ferdinand Tonnies: menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan yaitu: (1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain
dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya olek karena pergaulannya yang sangat
akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; (2) Gessellscaft,
pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas
keluar masuk dari kelompok tersebut.
Prosesinteraksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk
mendapatkan pemecahan masalah.
B. Tujuan hubungan antar manusia
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang
harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri
terhadap satu dengan yang lain, dan memanfaatkan pengetahuan tentang factor
social dan psikologis. Dalam penyesuaian diri manusia sedemikian rupa sehingga
penyesuaian diri ini terjadi dengan serasi dan selaras, dengan ketegangan dan
pertentangan sedikit mungkin.
Hal ini disebabkan karena didalam masyarakat/lingkungan sosial, setiap
orang mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing satu
sama lain. Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak mengabaikan
sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan menghargai orang lain dan
faktor etika. Hubungan antar manusia yang baik akan mengatasi hambatan-hambatan
komunikasi, mencegah salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat
tabiat manusia yang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan serta mengurangi kesepian, mendapat rangsangan,
mendapat pemahaman diri (seft-knowledge), serta memaksimalkan kesenangan
dan meminimalkan penderitaan.
Tujuan HAM lainnya
adalah:
o
Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor social dan psikologis dalam penyesuaian diri
manusia sehingga terjadi keselarasan
dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
o
Memenuhi kebutuhan antara
individu yang satu dengan yang lain.
o
Menumbuhkan sikap kerjasama.
o
Menghilangkan sikap
egois / paling benar.
o
Menghindari dari sikap
stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius”; mengubah sikap
dan perilaku diri sendiri dan
orang lain serta memberikan bantuan.
C. Tekhnik-tekhnik hubungan antar pribadi
Dalam membina
hubungan antar manusia ada lima kualitas atau ancaman umum yang harus dipertimbangkan
yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (suppotiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).
a. Keterbukaan
Mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari
komunikasi antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak
berinteraksi. Hal ini bukanlah berarti bahwa seseorang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya kepada orang lain. Sebaliknya, harus ada
kesediaan membuka diri atau mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan seseorang untuk bereaks
secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan
tidak tanggap pada umumnya akan menjenuhkan apabila melakukan hubungan dengan
orang lain. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran (Bochner
dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasan
dan pikiran merupakan milik individu dan harus dipertanggungjawabkan.
b. Empati
Menurut Backrac (1976), empati adalan kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat
tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.
Jadi dapat dikatakan, berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang
mengalaminya, berada di kondisi yang sama, merasakan perasaan yang sama, dengan
cara yang sama. Bersimpti, dipihak lain, adalah merasakan bagi orang lain,
misalnya ikut larut dalam kesedihan orang lain.
Orang yang empati mampu memahami motifasi,
pengalaman, perasaan, sikap, harapan, dan keinginan orang lain. Dengan empati
yang tinggi mka seseorang akan mampu melakukan hubungan antar manusia dengan
baik. Langkah pertama dalam mencapai empati adalah menahan godaan untuk
mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan mengkritik. Kedua, semakin banyak
seseorang mengenal orang lain (keinginan, pengalaman, kemampuan, ketakutan, dan
sebagainya) maka semakin mampu ia melihat apa yang dilihan dan merasakan
seperti apa yang dirasakan orang lain. Ketiga, cobalah merasakan apa yang sedang
dirasakan orang lain dari sudut pandangnya. Mendalami peran orang lain tersebut
dalam pikiran, dapat membantu melihat dunia lebih dekat dengan apa yang dilihat
orang tersebut.
Empati dapat dilakukan baik secara verbal maupun
nonverbal. Secara nonverbal, kita dapat mengomunikasikan empati dengan
memperlihatkan keterlibatan aktif orang lain melalui ekspresi wajah dan gerak
gerik yang sesuai; konsentrasi terpusat melalui kontak mata, postur tubuh yang
penuh perhatian dan kedekatan fisik; serta sentuhan atau belaian yang
sepantasnya. Sedangkan secara verbal, empati dapat dilakukan dengan merefleksi,
membuat pertanyaan tentative, mempertanyakan pesan yang berbaur, dan melakukan
pengungkapan diri.
c. Sikap mendukung
Hubungan antar manusia yang efektif adalah
hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness).
Hubungan yang terbuka dan empati tidk dapat terbina dalam suasana yang tidak
mendukung. Sikap mendukung dapat dilakukan dengan deskriptif bukan evaluative,
spontanitas bukan strategis dan provisional bukan sangat yakin.
Deskriptif bukan evaluative membantu terciptanya
sikap mendukung hubungan antar manusia. Sikap deskriptif dapat dilakukan dengan
menjelaskan apa yang terjadi, perasaan, dan bagaiman suatu hal terkait dengan
pihak lain.
Sepontanitas
membantu menciptakan suasana mendukung. Orang yang spontan dalam berkomunikasi
dan berterusterang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya
bereaksi dengan cara yang sama pula (terusterang dan terbuka). Sebaliknya,
apabila seseorang menyembunyikan perasaan yang sebenarnya dan mempunyai rencana
tersembunyi, maka pihak lain akan bereaksi defensive.
Provisional artinya bersikap pentatif dan
berpikir terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan
bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. Provisional artinya
terbuka, denggan kesadaran penuh, serta bersedia mengubah sikap dan pendapat.
d. Sikap positif
Sikap positif dapat dilakukan dengan dua cara,
yaiitu menyatakan sikap positif dan secara positif mendukung orang untuk
melakukan hubungan antar manusia. Sikap positif mengacu pada dua aspek dari
komunikasi interpersonal. Pertama, komunikassi interpesonal terbina jika
seseorang memiliki sikap positif terhadap dirinya sendiri. Kedua, perasaan
positif sangat pennting untuk melkukan hubungan antar manusia secara efektif.
Dorongan (stroking) atau dukungan berkapoitan
dengan sikap positif. Perilaku mendukung akan menunjukan penghargaan,
keberadaan, dan pentingnya seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang
lain. Dukungan positif biasanya dilakukan dengan memberi pujian atau
penghargaan serta akan mendukung citra pribadi seseoran dan jauh dari rasa
kebencian.
e. Kesetaraan
Hubungan antarmanusia akan lebih efektif apabila
berada dalam suasana setara, artinya harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa
kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam hubungan antar manusia,
kesetaraan akan menghindarkan diri dari ketidakk-sependapatan dan konflik. Konflik
dianggap sebagai suatu upaya untuk memahami perbedaan. Kesetaraan tidak berarti
harus menerima dan menyetujui semua perilaku verbal dan nonverbal orang lain.
Kesetaraan berarti menerima pihak lain dan memberikan penghargaan positif
secara tidak bersyarat kepada orang lain.
D. Konsep diri teori Johary Windows
Konsep diri menurut Stuart dan Laraia (2001),
konsep diri adalah semua nilai, ide, perasaan, pikiran, dan keyakinan yang kuat
tentang diri sendiri yang mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Sedangkan,
Keliat (1992) mengemukakan bahwa konsep diri adalah persepsi individu tentang
karakteristik dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungannya, serta nilai yang
berkaitan dengan pengalaman/objek/tujuan/ide.
MODEL JOHARI WINDOW ( JENDELA JOHARI )
Model
jendela Johari (Johari Window) menggambarkan tentang perilaku, pikiran, dan
perasaan seseorang melalui gambar berikut :
Diri Terbuka (diketahui diri sendiri dan orang lain)
|
Diri Buta ( tidak diketahui diri sendiri, tapi diketahui orang lain)
|
Diri Tersembunyi/Rahasia (diketahui diri sendiri, tapi tidak diketahui orang
lain)
|
Diri Gelap ( tidak diketahui diri sendiri maupun orang lain )
|
Kuadran 1 (diri terbuka - open) adalah kuadran yang terdiri atas perilaku, pikiran, dan perasaan
yang diketahui oleh individu dan orang lain disekitarny. Kuadran 2 (diri buat –
blind) disebut kuadran buta karena hanya diketahui oleh orang lain.
Kuadran 3 (diri tersembunyi atau rahasia – hidden) disebut rahasia
karena hanya diketahui oleh individu tersebut. Kuadran 4 (diri gelap – unknown)
disebut kuadran yang tidak diketahui atau gelap karena berisi aspek-aspek diri
yang tidak diketahui oleh individu tersebut dan orang lain. Tiga prinsip yang
dapat diambil dari Johari Window adalah sebagai berikut :
1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi
kuadran yang lain.
2. Jika kuadran 1 adalah yang paling kecil,
berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya kurang.
3. Kuadran 1 paling besar pada individu yang
mempunyai kesadaran diri tinggi.
Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari
Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain
yang digambarkan sebagai sebuah jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matrik
4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka
maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah
buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak disadari. Berikut ini disajikan
gambar ke 4 sel tersebut.
Johari Window memandang Konsep Diri sebagai
Komunikasi yg digunakan dalam kegiatan sehari-hari yg dilaksanakan individu
berhubungan erat dengan prilaku itu sendiri. Komunikasi jg berkaitan dengan
asumsi manusia. JOHARI WINDOW memiliki 4 konsep dalam teorinya.
Open area adalah
informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama,
jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai sebuah
hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita.
Makin lama maka informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara
vertical sehingga mengurangi hidden area. Makin besar open area, makin
produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal kita.
Hidden area berisi
informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain.
Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan,
keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya
akan menjadi penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain
miskomunikasi tentang kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi
tingkat kepercayaan orang.
Blind area yang
menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Misalnya
bagaimana cara mengurangi gerogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan
mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita
memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan
bagus dalam bekerja tim.
Unknown area adalah informasi yang orang lain dan
juga kita tidak mengetahuinya. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal
atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku
atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain
anggota keluarga kita.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hubungan
antarmanusia merupakan pengalaman belajar bersama dan pengalaman perbaikan diri
baik bagi bidan maupun klien.
Hakikat dari hubungan antar manusia adalah komunikasi antar pribadi. Hubungan antar
manusia sebenarnya dilandaskan pada adanya kepentingan-kepentingan individual.
Hubungan antar manusia diartikan sbagai suatu proses interaksi antar individu
untuk mempertahankan keseimbangan agar tercipta suatu keserasian,keselarasan,
dan kebahagiaan dalam tatanan kehidupan manusia.
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang
harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri
terhadap satu dengan yang lain, dan memanfaatkan pengetahuan tentang factor
social dan psikologis.
B. Saran
Sebagai tenaga
kesehatan kita harus melakukan hubungan antar manusia atau komunikasi dengan
baik kepada klien (pasien) ataupun kepada sesama tenaga medis lainnya. Agar
terjalin komunikasi yang
DAFTAR PUSTAKA
Yulifah, Rita dan
Tri Johan Agus Yuswanto.2009.Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan.
Jakarta:salemba medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar